User Yang Sedang Online | Total 8 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 8 Tamu Tidak ada User online terbanyak adalah 211 pada 15/10/2024, 5:42 pm |
< class="" height="25">
Pencarian
>
|
Perkenalkan diri.. jom | 22/9/2008, 1:15 am by Admin | testing post
| Comments: 60 |
Tulun kimaragang mantad KUS | 24/6/2009, 4:49 pm by rumputt | Pertama sekali menorimakasi oku sid tuan admin sbb menuduk do lalan kumaa siti. Ong aso ih kesalaaan nah aeingin oku dot mogom-ogom poh siti...kaakalu ong waro poh tongo kuukupi hihihi!!!
| Comments: 2 |
Kakitangan Rasmi Momogunology Research Centre [MRC] | 2/1/2009, 9:34 pm by bushido | Kepada pembaca yang terhornat,
Di sini pihak pengurusan Momogunology mengumumkan bahawa rakan rasmi dan tetap Momogunology baru 1 orang iaitu seperti senarai di bawah:
1. Ie. Randagan
Tugas-tugas tobpinai Randagan ialah dalam bidang:
- Kesusasteraan Kodori Momogun dan di bantu oleh saya
sendiri Ie. Bushido
- Kayu dan Herba Momogun
PERHATIAN:
kepada sesiapa yang berminat bergabung …
[ Full reading ] | Comments: 6 |
Sebuah seruan dari pendiri Momogunology | 1/1/2009, 6:38 pm by bushido | Para pembaca yang terhormat,
Hari ini saya hendak meminta Anda untuk mendukung Momogunology dengan pelbagai sejarah lisan, boros momogun, tuturan, usuran, bvahul dan apa saja bentuk kesusasteraan momogun rungus.
Mungkin ini kedengarannya aneh mengapa Momogunology perlukan semua itu?
untuk pengetahuan anda, Momogunology ialah salah satu-satunya projek web paling populer dan paling banyak …
[ Full reading ] | Comments: 3 |
Kopivosian Tadau Kinosinaan | 3/1/2009, 4:54 pm by bushido | Saya ingin ucapkan Happy Birthday kumaa tobpinai Randagan.
ndak lama lagi tu... 1 hari lagi sampai sudah tadau kinosinaan.
| Comments: 5 |
Momogun Pitas | 11/1/2009, 8:42 pm by pinsan | Bah mari lah bah kenal2 sama saya..orang momogun dari pitas juga bah ni.
Oh ya kpd tuan admin, saya ada meleetakan nama forum tuan di website saya seperti di signature saya tu.
| Comments: 3 |
kopivosian rumikot kumaa momogun sandad | 18/10/2008, 8:46 pm by Admin | kopivosian kumaa ahli momogun sandad...
selamat bergabung...
| Comments: 3 |
Di sebalik kehidupan ini... | 23/11/2008, 11:37 am by Admin | Saya masih ingat masa saya kecil. Keluarga saya besar dengan adik-beradik yang ramai. Makanan harian kami jarang sekali makan daging setiap hari sayur (pelbagai jenis sayur yg tiada dijual di pasar kerana terdiri daripada sayur tradisional yang hanya dapat diperolehi di hutan sahaja).
Dari pada rebung buluh sehinggalah kepada tivak polod, tomborua yang pahit, betik, jantung pisang dan … |
[ Full reading ] | Comments: 5 |
|
| Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun | |
| | Pengirim | Message |
---|
Admin Admin
Jumlah posting : 145 Location : Momogun Planet Registration date : 22.09.08
| Subyek: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 23/11/2008, 11:47 am | |
| | |
| | | randagan Pinsan Haring
Jumlah posting : 201 Location : Lahad Datu-Kudat Registration date : 29.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 25/11/2008, 12:55 pm | |
| Tuan admin, saya belum ada maklumat ttg ini ttpi ini bukanlah perkara yg boleh merugikan kaum momogun kita sekalipun ia benar krn ia hal keturunan. Kalau kenyataan yg ada disokong dengan fakta-fakta yg konkrit, maka kemungkinan besarnya memang kita dan suku dayak ini pada asalnya adalah satu rumpun sekurang-kurangnya. Dari segi bahasa dan corak hidup nampak ada persamaan, jadi mengapa kita harus lari dari realiti. Cuma kenyataan yg mengatakan kita pernah dijajah oleh suluk, dlm apa keadaanpun, saya tidak setuju. | |
| | | Admin Admin
Jumlah posting : 145 Location : Momogun Planet Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 25/11/2008, 9:23 pm | |
| Langue : | Rungus | code ethnologist (SIL)* : | DRG | ISO code 639-2 (B) : | map | other names of the language* : | Dusun Dayak, Melobong Rungus, Memagun, Memogun, Momogun, Roongas, Rungus Dusun | statute* : | Living language | dialects* : | Gonsomon, Nulu, Rungus | official language in the following countries* : | | country where the language is spoken* : | Malaisie | linguistic group : | | linguistic family : | | written form : | | * These data are extracted from the Ethnologue SIL International base. | A number of speakers and other information (a link to Ethnologue) :here |
Source: http://www.ethnologue.com/14/show_language.asp?code=DRG | |
| | | Admin Admin
Jumlah posting : 145 Location : Momogun Planet Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 25/11/2008, 9:34 pm | |
| Diatas adalah bahasa Dayak Ot-Danum [suku Dusun Witu] di Kalimantan. Selain persamaan bahasa, Momogun Rungus dan Dayak mempunyai persamaan dalam bentuk petempatan masyarakat iaitu Rumah Panjang. Dalam Bahasa Dayak, Rumah Panjang di sebut sebagai "Be'tang [bvetang]. Manakala dalam bahasa M.Rungus Rumah Panjang di sebut sebagai Bvinatang. Ini bukan bermakna kita dari Kalimantan tetapi ini membuktikan bahawa bangsa kita adalah penduduk utama kepulauan Borneo. Termasuk dalam bahasa Bidayuh masih terdapat banyak persamaan bahasa antara kita. Bahasa Bidayuh menyebut Isteri sebagai Sevon atau Sewon. Manakala dalam bahasa kita di sebut Savo. Cerita dalam bahasa Bidayuh di sebut Tanen dan dalam bahasa Momogun kita sebutnya sebagai Tangon. Ada banyak lagi persamaan tetapi tak sempat ingat satu persatu. Ini menunjukkan bahawa wajar sekali Momogun Rungus yang juga di kenal sebagai Dayak Dusun perlu bergabung utk membentuk kesatuan dengan Dayak-dayak yang lain. | |
| | | randagan Pinsan Haring
Jumlah posting : 201 Location : Lahad Datu-Kudat Registration date : 29.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 26/11/2008, 11:10 am | |
| ayak is a name of tribes that identifies the various indigenous peoples on the island of Borneo by the Indonesian part known as Kalimantan. They are divided into about 450 ethno-linguistic groups. Despite some differences, these group share physical features, architecture, language, an oral tradition, customs, social structure, weapons, agricultural technology and a similar outlook on life.
Dayak population estimated at about four million spread over the four Indonesian provinces in Kalimantan / Borneo, the Malaysian territories of Sabah and Serawak and Brunei Darussalam. In Sabah, the Dayak are known as Kadazandusun.
In the past, anthropologists described the Dayak as the "legendary natives of Borneo" who lived in longhouse and engaged in head-hunting. Today, they form a small minority, the loser in an era of swift change and modernization.
The original Dayak identity their cultural, economic, religious and political life has been preserved through their oral tradition. Experts agree that there are many basic affinitives in the legends of the various Dayak groups. Sadly, though, all the original elements of Dayak life as described in the legends have suffered significantly from external elements.
Modern Religions
Christianity greatly affected the status of legends among the Dayak groups. The legends, which were recited during rituals, were dismissed as animistic. The Christian converts deem adherents to the traditional religion primitive and obsolete. The doctrine was spread through schools and sermons in the villages. In Central Kalimantan, people call it the "obsolete yeast" or "emptying glass" policy. Anthropologist J.J. Kusni concludes in one of his books that the propagation of Christianity amounts to the conquering of the Dayak.
The Christian proselytizers shouldering what they call ‘la mission sacre’ of civilizing the savage peoples see the Dayak culture as ‘obsolete yeast’, worth disposing. The ‘obsolete yeast’ concept tends to drain the Dayak of their culture and fill them out with new values," says Kusni. The policy was exercised not only in Central Kalimantan, but also in East, West and South Kalimantan. Further, Christianity was considered as a savior and a symbol of modernization. The impact has been great. The Christians are uncomfortable attending funerals and weddings of pagans.
In a West Kalimantan village, used as a base by a Christian mission, posters are plastered all over the place to intimidate Dayaks from practicing their cultural traditions. A poster in illustrates a path branching in two. The left is "the road to hell", with a picture of a ritual at the end of the road. The right is "the road to heaven", with a picture of modern life is seen at the end of the road.
Lifestyle
Before the 1950s, the Dayak peoples lived in communal longhouses. Today, longhouses are rare in Kalimantan. Their disappearance in turn affects the process of preserving the social, economic, cultural, and political values of the Dayak. Before, children were taught the basics, including the legends. Before going to bed, youngsters relaxed in the soah (open area) to listen to their parents tell stories. The change from living in longhouses to single-family houses makes it impossible for the Dayak to continue the story telling tradition. There is simply not enough space in a single-family house for it.
The coming of radio and television has promoted a consumptive culture. This is the era of new colonialism by capitalism. Dayak youngsters migrate to Indonesian cities in great numbers, either to pursue their studies or make a living. They are enthralled with the glamour and lifestyle of urban Indonesians. Some drop out of school, lacking skills and knowledge, to pursue this lifestyle. This is the short cut attitude. In Pontianak, for example, dozens of Dayak girls, end up working the bars, karaoke joints and hotels.
Since the 1970s, the Dayak have been baffled by the existence of mining projects, logging by forest concessionaires, plantations and industrial timber estates. Socio-economic expert Mubyarto said the presence of the giant projects in Kalimantan changed the Dayak’s source of wealth.
The rattan monopoly has impoverished the Dayak in East and Central Kalimantan. The gold mining in Ampalit (Central Kalimantan ), coal mining in East Kalimantan and gold mining in Monterado (West Kalimantan) have caused the locals to suffer. The same thing has happened to the Dayak Bentian, Dayak Pawan-Keriau and Empurang. They struggle against the plantations, which are partly financed with foreign loans. They are forced to give their land to the investors. After the land transfer, all the plants, all the sacred places and cemeteries were demolished and replaced by palm oil trees. They are forced to pay the investors for the privilege of living on their own land in installments.
The project ruins the environment, as well as the social, cultural and political patterns. They have marginalized the sovereignty and dignity of the Dayak over the Land and natural resources.
Copy paste from:http://www.bali-travel-online.com/borneo_island/about_dayak_tribe.htm | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 10:51 pm | |
| Dayak pada masa kini Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam ENAM RUMPUN BESAR: 1. Dayak Kenyah-Kayan-Bahau, 2. Dayak Ot Danum 3. Dayak Iban 4. Dayak Murut 5. Dayak Klemantan 6. Dayak Punan Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub suku. Meskipun terbagi dalam ratusan sub suku, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak); pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni. DAYAK DUSUN DI SABAH Dayak Dusun di Sabah merupakan terbahagi kepada 3 rumpun utama. Dayak Paling banyak di Sabah iaitu: 1. Dayak Dusun (Momogun Rungus, Kadazandusun dan Tombonuvo (Sungai) 2. Dayak Murut (Murut Tagol, Serudung, Lundayeh dan Timugon @ Timogun 3. Dayak Iban (Iban tempatan sabah). Inilah rumpun2 DAYAK yang menjadi penghuni asal Sabah sejak purba. Melalui penemuan2 penduduk di Gua Niah, madai dan gua2 di kalimantan kita mempunyai ciri budaya (seperti membuat rumah panjang) dan kepercayaan yang sama termasuk alat-alat dan bahasa yg digunakan. DUSUN DAYAK di Sabah (Kadazandusun, Momogun Rungus dan Tombonuvo) bukan saja mempunyai persamaan budaya dan kepercayaan dengan Dayak Ot-Danum di kalimantan malah bahasa mereka juga adalah SAMA. Sila lihat persamaan bahasa ini dengan lebih jelas: Bahasa Dayak Ot Danum (Witu) : http://www.language-museum.com/d/dusun-witu.htm Bahasa Dayak Dusun (Momogun) : http://www.language-museum.com/k/kadazan-coastal.htm Melalui persamaan bahasa ini maka amatlah jelas bahawa DAYAK merupakan penghuni asal kepulauan BORNEO ini. Dan ia menyokong dengan jelas bahawa KDM merupakan bangsa Dayak. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 10:53 pm | |
| PERSAMAAN BAHASA DAYAK OT-DANUM dengan DAYAK DUSUN ((Momogun RUNGUS) di petik dari artikel di atas: The Ot Danum live in the "longhouse" with sometimes as many as 50 rooms. The house called Batang.
SILA LIHAT BAHAWA "The house called Batang - oleh Dayak Ot-Danum" dalam bahasa Dayak Dusun (Momogun Rungus) pula "Rumah Panjang" di panggil BVINATANG juga dari kata BVATANG. Untuk kepastian sila baca artikel di bawah: An Overview Population ( http://www.petra.ac.id/eastern/cent_kal/pop.htm) By the end 1994 total population in Central Kalimantan 1.153.486 km², with the average density of 10 about 3,2 %. The population comprises of several religions, i.e. Moslem, Christians, Catholic, Hindus, and Budhist which is until now still practised called Kaharingan. Nowadays this faith is formally called Hinduism since its integration with the later 1980. Religious life among all of those adherers is in harmony. The most inhabitants of this province are the Dayaks, the original tribes inhabiting this province. This tribers are Dayak Ngaju, Dayak Siang, Dayak Ot Danum, Dayak Ma'anyan, Dayak Dusun, Dayak Tamuan, etc. Beside then there also many other people from other provinces in Indonesia. Working toghatered and in cooperation is still maintained especially among them. Various kinds of Dayak's Traditional and contemrary art which are highly qualified such as Art of Carving, Art of dancing, Music, Weaving, Sculpt, Painting always been developed. Three big Dayaks subtribes live in the hinter land of Central Kalimantan. They are the Ngaju, Ot Danum and Ma'anyan. The Ngaju initially inhabited upstream area of the rivers, then migrated down-stream. Thre, their, culture mixed with those of others. Like some other Dayaks in Kalimantan, specially the Ot Danum and the Ma'anyan. The Ngaju till dry and moves from one region to another. The adhere to the told Kaharingan religion, which a from of anchestor worship, mixed with elements of animism and dynamism. The Ngaju people speak a language that belongs to the Barito family of languages. The language also spoken by the Ot Danum and Ma'anyan, even by all minor languages, such as those of the northwest Barito area, spoken by the Ot Danum, and the southeast, which is spoken by the Ma'anyan. The Ot Danum inhabit the upstream regions of the Kahayan, Barito, Kapuas and Rungan rivers. Some of them live along riversides in West Kalimantan. Their original settlement are found in the northern part of Tumbang Miri, in the upstream reaches of the Kahayan river. The Ot Danum live in the "longhouse" with sometimes as many as 50 rooms. The house called Batang.Such houses found near the headwaters of rivers in the Kapuas and East Kotawaringin regencies. The Ot Danum number approximately 6.000 peoples, which makes them the largest among the three subtribes of Central Kalimantan. The Ot Danum, like other Dayaks, are known for their skill in planting rattan, palm leaves and bamboo. Such products are made by the women and sale in the markets in towns and cities as Kuala Kapuas, Banjarmasin and Sampit. The Ma'anyan inhabit the areas east of the Barito river and its tributaries such as the telang. Kalau, Dayu and Pantai. The Ma'anyan mantain contact with Banjar people living it the downstream regions of rivers in South Kalimantan. Along the Karau and Dayu Rivers, however, the Ma'anyan associate exclusively with other Dayaks, mainly the Lawangan. The Lawangan people have been living in this region long before the Ma'anyan arrived. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 10:55 pm | |
| Bertualang di Kalimantan Tengah - Merasakan Jadi Orang Dayak http://www.sinarharapan.co.id/berita/0705/03/sh06.html Cara hidup orang Dayak memang unik, seperti halnya Suku Ngaju Dayak, yang paling dikenal sebagai Suku Dayak yang menghuni Sungai Kahayan dan Kapuas. Suku ini terkenal dengan karya seninya, antara lain membuat peti jenazah kayu dengan makam yang ditinggikan, kapal orang mati, dan patung memorial yang tinggi. (- Persamaan budaya Momogun Rungus : dalam tradisi penguburan orang Rungus apabila seseorang mati mereka akan membuat "lzungun = keranda" dalam bentuk pangki = perahu/kapal dan lzungun itu akan di ukir manusia di bahagian kepala dan burung di bahagian kaki si mati. Cara penguburan pula kepala akan mengarah Timur dan kaki mengarah ke barat. Ini kepercayaan Agama Lzabvus. Tradisi membina kapal orang mati ini wujud juga dalam tradisi Dayak kalimantan. )Adapun Suku Ot Danum tinggal di seputar sungai di sebelah utara tempat tinggal Suku Ngaju dan di selatan Barisan Pegunungan Schwaner dan Muller. Suku Ot Danum tinggal di rumah-rumah panjang dengan pilar-pilar setinggi 2-5 meter di atas tanah, dan memiliki 50 ruangan. Rumah panjang ini disebut batang. (Persamaan Rungus dgn Ot Danum = Rumah panjang di panggil BATANG dalam bahasa Ot Danum dan Rungus memanggilnya "Binatang - bunyi sebutan bvinatang" juga dari kata BVATANG. )Suku Ot Danum terkenal dengan keterampilannya menganyam rotan, daun palem, dan bambu. Para lelakinya merupakan pemburu yang menggunakan alat tradisional semacam sampit. Keunikan Suku Dusun Ma’anyan, antara lain mereka mempraktikkan pengambilan hati roh, ritus pertanian, upacara kematian yang rumit, serta memanggil dukun untuk mengobati penyakit mereka. Makam mereka menunjukkan hierarki sosilx. (Kepercayaan Dayak banyak persamaan dari basic keagamaan dengan Momogun. We Are Dayak! betulkan? " Jajaran makam kaum bangsawan terletak di hulu sungai, disusul ke arah hilir untuk makam kaum tentara, penduduk biasa, dan yang paling hilir adalah makam untuk kaum budak. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 10:57 pm | |
| "PENGHAPUSAN DOSA" SUKU DAYAK" http://www.sabda.org/publikasi/misi/2000/43/ Para tua-tua suku Dayak berdiri berkelompok sambil menonton beberapa orang pengrajin yang sedang melakukan pekerjaan tahap terakhir pada sebuah perahu kecil. Setelah selesai, para pengrajin itu menyerahkan perahu itu kepada tua-tua, yang dengan hati-hati menggotongnya ke pinggir sebuah sungai di dekat desa mereka, Desa Anik. Sementara seluruh penduduk desa melangkah maju untuk menonton dari jarak yang lebih dekat, salah seorang tua-tua memilih dua ekor ayam dari kawanan ayam di desa itu. Setelah memeriksa dengan seksama bahwa kedua ayam itu sehat, disembelihnya seekor dan darahnya dipercik-percikkan di sepanjang tepi sungai. Ayam yang seekor lagi dalam keadaan hidup ditambatkan pada salah satu ujung geladak perahu kecil itu, dan diberi segenggam padi supaya tetap jinak. Kemudian seorang lain datang membawa sebuah lentera yang diikatnya pada ujung yang lain dari geladak perahu itu, lalu lentera itu dinyalakannya. Setelah itu, setiap penduduk desa menghampiri perahu itu dan secara bergantian meletakkan sesuatu yang tak dapat dilihat mata, ditengah-tengah geladak, di antara lentera yang menyala dan ayam yang hidup itu. Coba tanyakanlah kepada seorang Dayak tentang apa yang telah diletakkannya itu, maka ia akan menjawab, "Dosaku!" Setelah penduduk Anik meletakkan "dosanya" masing-masing di perahu kecil itu, para tua-tua desa dengan hati-hati mengangkat perahu itu dari tanah lalu mereka turun ke dalam sungai. Kemudian perahu itu dilepaskan sehingga terbawa arus sungai. Sementara perahu itu hanyut ke arah muara, para penonton di tepi sungai makin tegang. Demikian juga para tua-tua yang berdiri di tengah sungai sampai dada mereka terendan air; mereka hampir-hampir tidak berani bernafas! Kalau perahu itu terbalik padahal masih terlihat oleh mereka, maka penduduk Anik akan hidup penuh kegelisahan sampai upacara seperti ini pada tahun berikutnya. Tetapi kalau perahu kecil itu menghilang di sebuah tikungan sungai, seluruh hadirin akan mengangkat tangan mereka ke arah langit dan berteriak, "Selamat!" Namun, perahu penanggung dosa suku Dayak pasti tidak dapat sungguh-sungguh menghapus dosa. Makna yang terkandung adalah: perahu penanggung dosa mewujudkan beberapa pengertian yang sah. Manusia perlu dosanya dihapuskan! Penghapusan dosa tidak hanya memerlukan kematian suatu pribadi yang murni, tetapi juga kehadiran suatu pribadi yang hidup. Cahaya kebenaran (yang dilambangkan oleh lentera yang menyala itu) merupakan prasyarat yang diharuskan bagi penghapusan dosa! Siapakah yang akan mengira bahwa suku Dayak - yang dahulu ditakuti sebagai suku pengayau itu - ternyata sebelumnya sudah memiliki konsep-konsep yang mengandung kebenaran Alkitabiah yang begitu kuat pengaruhnya? Kabar baik bahwa Kristus menjadi Penanggung Dosa umat manusia merupakan salah satu pokok utama dari Injil. Kristus yang sama, yang menghapuskan dosa kita, juga menanamkan roh yang baru dalam diri kita supaya kita jangan berulang-ulang jatuh kembali ke dalam kesalahan-kesalahan yang sama. ... Kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan Tubuh Yesus Kristus" (Ibrani 10:3-10) < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ibr/T_Ibr10.htm 10:3 > Menurut cerita diatas: Segala kepercayaan ttg penghapusan dosa Dayak Kalimantan merupakan satu siri yang sama dalam agama Lzabvus. Upacara di atas adalah merupakan satu persamaan dalam tokoh pencipta hukum pertama Momogun di Nunuk Ragang iaitu Bobolizan Gomburon dan gabungan hukum Bobolizan Guraumanuk iaitu pencipta hukum momogun pada gelombang kedua revolusi hukum-hukum momogun. Penggunaan perahu sebagai alat penghukuman adalah di wahyukan oleh bobolizan Gomburan dan bagi kesalahan paling besar pesalah-jenayah berat akan di masukkan dalam bubuh diikat bersama batu berat dan di hanyutkan dalam sungai atau laut. Dalam gelombang kedua pewahyuan hukum2 agama lzabvus bobolizan guraumanuk menggantikan hukum bunuh ini dengan KORBAN PENEBUS SALAH melalui sembelihan dan seperti yang anda lihat dalam cerita diatas maka ia bergantung kepada keputusan LZUMAAG sama ada petanda buruk atau petanda baik. WE ARE DAYAKIAN! YANG BERTANGGUNGJAWAB MEMBUKA KEPULAUAN BORNEO? KITALAH DAYAK yang juga di kenali MOMOGUN itu... | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 11:03 pm | |
| Asal-Usul Kinabatangan
Sungai Kinabatangan adalah dari kata "cina + bvatangan" yg merujuk kepada "tempat perumahan cina" pada suatu zaman dahulu. dalam bahasa momogun rungus, cina di sebut KINA. Bvatangan adalah merujuk kepada "perumahan sementara" mereka. Maka sehingga hari ini tempat itu di sebut Kina-Bvatangan.
ada lagi versi lain ialah "kinabatangan" adalah tempat matinya buaya sungai kinabatangan akibat pertarungan dengan buaya tomburulzan di matunggong."
sungguhpun ini tak pernah di tulis dalam sejarah tetapi sejarah lisan ini terus di pelihara melalui cerita-cerita orang tua. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 11:04 pm | |
| Penelitian tradisi lisan suku-suku KDM sangatlah penting sebab dari tradisi lisan inilahlah dapat kita ketahui landasan pemikiran, sikap dan tingkahlaku masyarakat suku-suku kita.
Tradisi lisan suku kita mengandung falsafah, etika, moral, estetika, sejarah, seperangkat aturan (adat), ajaran-ajaan keagamaan, ilmu pengetahuan asli dan teknologi tepat guna serta hiburan rakyat.
Hal inilah yang kemudian menuntun pemikiran, perkataan dan perilaku individu dan komunitas masyarakat suku kita.
Tradisi lisan, bagi setiap suku menghubungkan generasi lampau, sekarang dan masa depan. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 11:12 pm | |
| Dalam rumpun dayak ada 400 lebih sub suku. Maka ikutlah tradisi suku masing2. Sebagai contoh dalam bahasa dayak Bidayuh mereka punya bahasa masih banyak yang mempunyai persamaan bahasa dengan kita:
Malay - Bidayuh - Rungus
Senyum - Nginyem = Kirum, Ngirum (kada ki-ngirum-ngirum) Gigi - Jipeh, Jipon = Nipon Cerita - Tanen = tangon
Kucing - Busing, Singau = Singau adalah anak kucing dalam rungus. Tombusing dalam rungus pula kucing liar.
Sayur - Kaneh = Kana iaitu lauk dalm bahasa rungus Biawak - Nahat = mandahatan Rumah - Ramin = Lamin (bilik suami isteri) Lamin = rumah dalam kadazan Gembira - Biranggun - Obviranggun ialah ceria dlm rungus.
Nota: Arranggun dalam rungus pula "hensom" di gunakan utk menamakan anak lelaki. Ada ramai juga bernama maranggun.
Isteri - Sewon, Sowon = savo | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 11:14 pm | |
| Kenapa banyak sangat Varian dalam suku-suku asli borneo kerana menurut pakar sejarah di sebabkan GEMLOMBANG MIGRASI seperti yg di laporkan di bawah ini. Kita hanya cuba menjejaki simpang siur kebangsaan kita dan bukannya nak meruntuhkan dinding budaya kesukuan kita masing-masing.
TEORI PAKAR SEJARAH TENTANG PENDUDUK BORNEO
Gelombang Migrasi Pertama Gelombang pertama terjadi kira-kira 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode Intergasial-Pleistosen. Kelompok ini terdiri dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari Afrika).
Gelombang Migrasi ke-2 Pada zaman Pre-neolitikum, kurang lebih 40.000-20.000 tahun lampau, datang lagi kelompok suku semi nomaden (tergolong manusia moderen, Homo sapiens ras Mongoloid). Penggalian arkeologis di Niah-Serawak, Madai dan Baturong-Sabah membuktikan bahwa kelompok ini sudah menggunakan alat-alat dari batu, hidup berburu dan mengumpulkan hasil hutan dari satu tempat ke tempat lain. Mereka juga sudah mengenal teknologi api. Gelombang Migrasi ke-3 Kelompok ketiga datang kurang lebih 5000 tahun silam. Mereka ini berasal dari daratan Asia dan tergolong dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup menetap dalam satu komunitas (rumah panjang?) dan mengenal tekhnik pertanian lahan kering (berladang).
Gelombang Migrasi ke-4 Gelombang migrasi itu masih terus berlanjut hingga abad 21 ini.
Teori ini sekaligus menjawab persoalan: mengapa suku bangsa Dayak memiliki begitu banyak varian baik dalam bahasa maupun karakteristik budaya.
Dalam gelombang ke-4 inilah keaslian kita semakin di cabar arus percampuran dengan pelbagai. Oleh sebab itu kita tidak hairan kenapa wujudnya perbezaan yg ada dalam suku-suku kita tetapi yang kita mahu temukan ialah susur galur bangsa kita melalui budaya yang ada. | |
| | | bushido Pinsan Haring
Jumlah posting : 415 Location : Kudat - KL Registration date : 22.09.08
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun 1/12/2008, 11:24 pm | |
| Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak); pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni.
SESIAPA SAJA BOLEH MENENTANG TEORI SAYA INI. DISEBABKAN INI HANYALA SEBUAH TEORI MAKA GELARKAN SAJA BAHAWA INI ADALAH TEORI BUSHIDO.
TEORI BUSHIDO INI ADALAH SALAH SATU HASIL YANG PENUH DENGAN KEMUNGKINAN. TETAPI SEBENARNYA TEORI INI BELUM ADA HASIL APAPUN.
Saya minta kepada para forumer KDM agar memberikan maklum balas dengan fakta-fakta anda ttg beberapa perkara poko yang saya sebutkan di bawah:
Menurut para pakar pengkaji, istilah Dayak adalah sebutan untuk "penduduk asli kepulauan borneo". maka menurut mereka faktor-faktor dibawah ini merupakan kaitan yang paling jelas dan hubung kait yg ketara menjadikan bahawa Dusunic juga adalah Rumpun Dayak.
faktor-faktor itu adalah : - pandangan alam - rumah panjang - hasil budaya material - cara penghidupan - kesenian - kepercayaan - bahasa
buat masa ini faktor-faktor ini adalah yang paling umum di jadikan perkaitan dan hubungan yg di gunapakai oleh para pengkaji luar. faktor ini jugalah yang cuba saya gunakan dalam kajian ini.
Secara teori juga sekiranya ada suku yang tidak mempunyai kaitan dgn dayak ini maka ada beberapa kemungkinan ia adalah hasil dari gelombang migrasi yang lain. Itu pun agak menarik juga kerana bolehlah kita jadikan juga sebagai kajian terbaru dan sebagai kekayaan budaya kita juga. | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun | |
| |
| | | | Momogun Rungus juga di kenal sebagai Dayak Dusun | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |